
InfoJembrana.com | JEMBRANA – Seekor penyu hijau betina berukuran raksasa ditemukan mati usai menjalani observasi di penangkaran penyu Kurma Asih, Jembrana. Penyu malang tersebut terdampar dalam kondisi lemas di Pantai Pekutatan pada Sabtu 26 Juli 2025. Hasil nekropsi awal menunjukkan kerusakan parah pada organ dalam akibat kemasukan udara dan kompresi, kuat dugaan karena benturan dengan baling-baling kapal.
Penyu dengan panjang karapas 80 sentimeter dan lebar 72 sentimeter ini ditemukan warga dalam kondisi hidup namun sangat lemas. Koordinator Kelompok Pelestari Penyu (KKP) Kurma Asih Desa Perancak, I Wayan Anom Astika Jaya, menjelaskan bahwa setelah identifikasi awal, kondisi penyu semakin melemah meskipun berbagai upaya penyelamatan telah dilakukan. Penyu tersebut juga diketahui mengalami luka di bagian belakang dekat ekor.
Petugas BKSDA Jembrana, Ahmad Januar, menjelaskan bahwa untuk kepentingan penelitian lebih lanjut, bangkai penyu telah dibawa oleh Yayasan Jaringan Satwa Indonesia (JSI) untuk dinekropsi.
“Malamnya itu mati. Nah terus pagi itu dinekropsi (pembedahan) ternyata karena karapasnya kan sudah pecah. Jadi organ bagian dalamnya itu yang rusak, karena kemasukan udara, kompresilah,” jelas Januar, dikonfirmasi Minggu malam 27 Juli 2025.
Januar menampik dugaan adanya perburuan penyu. Ia menduga luka pada karapas bagian belakang yang menyebabkan kematian satwa dilindungi ini terjadi akibat ketidaksengajaan, kemungkinan besar terkena baling-baling kapal.
Bangkai penyu tersebut kini telah dikuburkan di areal penangkaran Penyu Yayasan JSI, di Banyuwedang, Buleleng. CAK/IJN