
JEMBRANA, (IJN) – Berkat disiplin saat berlatih dan memiliki tekad yang kuat, Ni Putu Ayu Puspita Dewi siswi SMA Negeri 2 Negara (SMANDAN) berhasil menjadi juara pertama pada Kompetisi Monolog Festival Lomba Seni dan Sastra Siswa Nasional (FLS3N) Provinsi Bali 2025, di Hotel Puri Nusa Indah Denpasar, Selasa, 10 Juni 2025.
Siswi kelas X SMAN 2 Negara yang akrab disapa Ayu berhasil memenangkan kompetisi, yang melibatkan perwakilan SMA seluruh kabupaten dan kota di Bali. Ayu membawakan naskah monolog dengan judul “Dokter Jawa”. Naskah ini mengisahkan krisis pangan di pedalaman Papua, di mana dokter Rahayu berusaha mengatasi kelangkaan beras, sementara transmigran asal Bali membantu masyarakat dengan menanam ubi sebagai solusi.
Pada lomba monolog ini, Ayu hanya memiliki waktu dua minggu untuk mempersiapkan diri menuju perlombaan. Terlebih lagi, ia harus menghafal naskah monolog sebanyak tujuh halaman. Namun, kerja kerasnya kini membawa hasil yang memuaskan.
“Saya sangat senang sekali, karena saya baru pertama kali ikut lomba akting. Dimana saya harus bisa memerankan karakter orang lain yang jauh dari karakter diri saya sendiri,” ujar Ayu ditemui Selasa, 17 Juni 2025.
Selain itu dia juga berharap agar tahun depan, semoga ada lagi perwakilan Jembrana yang mengikuti lomba monolog di ajang FLS3N baik tingkat provinsi maupun nasional.
Prestasi yang diraih Ayu, ternyata tidak terlepas berkat bimbingan dan gemblengan dari Nanoq da Kansas seorang sutradara yang sekaligus koordinator Komunitas Kertas Budaya, Jembrana. Selama persiapan lomba, Nanoq senantiasa memberikan bimbingan kepada Ayu supaya mendapatkan hasil yang terbaik.
Menurut Nanoq, sekarang ini yang terpenting pendampingan dari panitia kepada peserta lomba, sehingga tidak hanya guru dan pembina yang mendampingi para siswa. Selain itu, untuk mempersiapkan penampilan monolog menuju tingkat nasional, latihan akan difokuskan dalam aspek keaktoran atau karakter pemain.
“Harapanku ke depan, akan tetap ada pembinaan berkelanjutan dari pihak sekolah bagi siswa-siswi baru. Karena lomba ini hanya boleh diikuti oleh siswa kelas X atau kelas XI. Jadi ketika pemain yang ada sekarang nanti memasuki kelas XII, harus sudah ada pengganti dari adik kelasnya. Maka pembinaan sebaiknya dilakukan sejak dini,” tegas Nanoq, Rabu, 18 Juni 2025.
Harapannya pada kompetisi ini agar dapat menjadi wadah bagi siswa dalam berkarya dan berkreasi melalui sastra. SMANDAN/IJN