
JEMBRANA, (IJN) – Siswa siswi SMA Negeri 1 Mendoyo (SMANDO) menoreh pretasi di ajang Eduphoria 2025. Raihan prestasi berhasil membawa pulang dua penghargaan sekaligus, juara 3 lomba Desain Poster Digital dan juara 3 lomba Vlog Kreatif, Sabtu, 1 Februari 2025.
Keberhasilan ini membuktikan siswa SMANDO tak hanya unggul dibidang akademik, tetapi juga berbakat dalam berkreativitas serta berinovasi. Kompetisi Eduphoria 2025 ini diikuti para pelajar dari berbagai sekolah di Jembrana.
Meraih juara 3 dalam kategori Desain Poster Digital, Ni Komang Sri Indah mengangkat kuliner pedas khas Jembrana dengan mengilustrasi masakan ayam betutu ala Men Tempeh. Poster digital yang dibuat tak hanya menarik secara visual, tetapi juga menggambarkan keanekaragaman kuliner khas Jembrana. Kaya rasa, terutama dikenal dengan sensasi pedasnya.
“Saya ingin menunjukkan bahwa Jembrana memiliki banyak kuliner khas yang unik dan kaya cita rasa. Lewat poster ini, saya berharap lebih banyak orang mengenal dan mencintai kuliner daerah kita,” ujar Sri Indah.
Pada ilustrasi ayam betutu Men Tempeh, siswi ini memadukan unsur tradisional dan modern. Terutama warna-warna yang dapat menggugah selera. Konsep desain yang dipilih berhasil memikat para juri. Tak hanya dari perspektif estitikanya, tetapi juga memiliki pesan yang kuat dalam memperkenalkan kekayaan kuliner daerah kepada masyarakat.
Sedangkan, Gusti Ayu Thisna Oktaviana dan Ni Kadek Kesya Evionika sebagi tim kategori lomba Vlog Kreatif, mengangkat subtema Ekspresi Anak Jembrana, Belajar dan Berkarya Melalui Seni Tradisional. Raihan juara 3 dari karya ini menggambarkan dalam upaya melestarikan seni tari Bali sebagai bagian dari warisan budaya yang harus tetap dijaga.
“Kami ingin menyampaikan pesan, seni tradisional bukan sesuatu yang kuno atau membosankan. Justru, ini adalah identitas kita yang harus kita banggakan. Lewat vlog ini, kami berharap lebih banyak anak muda tertarik untuk belajar dan melestarikan seni tari Bali,” jelas Thisna.
Dalam video yang mereka buat, terlihat bagaimana anak-anak muda Jembrana berlatih menari dengan penuh semangat. Mengenakan busana tradisional khas Bali, dan menampilkan gerakan tarian.
Tidak hanya itu saja, kedua siswi juga memasukkan wawancara dengan beberapa tokoh seni lokal yang menegaskan pentingnya regenerasi dalam dunia seni tradisional.
Ajang Eduphoria 2025 ini mengusung tema Inspire Dreams, Unlock the Future, memang dirancang sebagai wadah bagi para siswa untuk menyalurkan bakat dan kreativitas mereka dalam berbagai bidang. Ajang ini juga menjadi kesempatan bagi siswa siswi untuk mengeksplorasi potensi mereka, baik dalam bidang seni, teknologi, maupun industri kreatif. Apalagi kompetisi ini diikuti ratusan peserta dari berbagai sekolah di Jembrana, dengan berbagai kategori lomba yang menantang, mulai dari Poster Digital, Vlog Kreatif, hingga E-Sport.
Lomba-lomba ini menghadirkan para dewan juri dari praktisi seni, desainer dan pelaku media digital. Seluruh dewan juri memberi apresiasi terhadap karya-karya peserta tahun ini. Anak-anak muda Jembrana maju, kreatif dan berani berekspresi.
Keberhasilan meraih juara di ajang Eduphoria 2025, bagi SMANDO bukan merupakan yang pertama kalinya.
“Kami sangat bangga dengan pencapaian siswa kami. Mereka tidak hanya menunjukkan keterampilan yang luar biasa, tetapi juga membawa semangat untuk melestarikan budaya dan mempromosikan potensi daerah kita. Ini adalah bukti bahwa SMA Negeri 1 Mendoyo terus melahirkan generasi yang kreatif dan inovatif,” ujar Billy Oktavio selaku salah satu guru pembimbing.
Harapannya, kompetisi seperti Eduphoria 2025 menjadi bukti anak-anak muda Jembrana memiliki potensi besar untuk bersaing, tidak hanya di tingkat lokal tetapi juga nasional bahkan internasional. SMANDO/IJN