Jembrana Datangkan Mesin Canggih Ubah Sampah Menjadi Bahan Bakar Alternatif Pertamakali di Bali

0
247
Mesin raksasa pengolah sampah menjadi bahan alternatif Refuse Derived Fuel (RDF) telah tiba di TPA Peh, Desa Kaliakah, Kecamatan Negara, Jembrana, Senin 3 Juni 2024 siang. Sumber foto : Cak/IJN.

JEMBRANA, (IJN) – Kabupaten Jembrana, Bali, memelopori langkah inovatif dalam mengatasi krisis sampah dengan mendatangkan mesin canggih yang mampu mengolah sampah menjadi bahan bakar alternatif Refuse Derived Fuel (RDF). Mesin raksasa ini diharapkan mampu menjadi solusi permanen bagi permasalahan sampah yang menggunung di TPA Peh, Desa Kaliakah, Kecamatan Negara.

Kerja sama dengan PT Wisesa Global Solusindo mengantarkan bantuan mesin pengolahan sampah canggih ini kepada Pemkab Jembrana. Mesin ini mampu mengubah sampah organik menjadi kompos dan sampah anorganik diolah menjadi RDF. RDF sendiri dikenal sebagai hasil pemisahan sampah yang dikeringkan kadar airnya dan menjadi alternatif sumber energi bagi industri.

Kedatangan mesin ini menandakan era baru dalam pengelolaan sampah di Jembrana. Saat ini, TPA Peh kewalahan menampung sampah yang mencapai 50-60 ton per hari, dengan total sampah eksisting yang diperkirakan mencapai ratusan ribu ton.

Bupati Jembrana, I Nengah Tamba, menyambut antusias kedatangan mesin ini. Ia optimis bahwa mesin ini, jika beroperasi dengan baik, dapat membersihkan sampah eksisting di TPA dalam beberapa tahun ke depan.

“Hari ini saya merasa bahagia dengan kedatangan mesin ini,” kata Tamba, ditemui saat memantau langsung kedatangan mesin di TPA Peh, Senin 3 Juni 2024.

Bupati Tamba menekankan bahwa pengadaan mesin ini tidak menggunakan APBD, melainkan murni hasil kepedulian bersama untuk mengatasi permasalahan sampah di Jembrana.

“Kita tidak mengeluarkan tipping fee, armada kita juga minim sekali. Tapi dasarnya semangat kita bersama menjadikan Jembrana ini percontohan pertama,” pungkasnya.

Yohanes dari PT Wisesa Global Solusindo menjelaskan bahwa hasil pengolahan sampah anorganik nantinya akan menjadi bahan bakar alternatif yang dapat digunakan dalam proses pembuatan semen.

Mesin yang bernama Trommel Screen Seko ini memiliki dimensi panjang 11,474 meter, lebar 2,550 meter, dan tinggi 3,714 meter, dengan berat 11,4 ton. Mesin ini didatangkan dari Jakarta Utara, Plumpang.

“Sampah eksisting ini akan diolah menjadi RDF, itu nanti menjadi pengganti batubara yang akan dipakai oleh SBI yang kita sudah kerjasamakan,” ucapnya.

Yohanes menambahkan bahwa Jembrana menjadi satu-satunya di Bali yang mendapat bantuan mesin pengolahan sampah ini.

“Untuk Bali, first-time di Jembrana. Sebelumnya sudah ada di Jakarta dan Jogja,” imbuhnya.

Namun, Yohanes mengingatkan bahwa dalam proses pengolahan sampah nanti, harus dipertimbangkan juga aspek keselamatan kerja. Menurutnya, sampah yang telah menumpuk sekian lama memiliki potensi yang cukup berbahaya karena mengandung gas metan.

“Kapasitas mesin bisa sampai 300 ton, cuma kita tahu sampah ini kan juga mengandung gas metan, kita juga harus hati-hati. Jadi kalau kita ingin cepat mendapat hasil, tapi kita juga harus hati-hati,” pungkasnya.

Kedatangan mesin pengolah sampah ini menjadi angin segar bagi Jembrana dalam memerangi krisis sampah. Diharapkan, solusi cerdas ini dapat mengubah tumpukan sampah menjadi sumber energi yang bermanfaat, sekaligus menjaga kelestarian lingkungan di Jembrana. CAK/IJN

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here