
JEMBRANA, (IJN) – Dalam kurun waktu 24 jam, pada Jumat 17 Mei hingga Sabtu 18 Mei 2024, dua kasus gigitan anjing liar terjadi di Jembrana, Bali. Korban pertama, I Gusti Ngurah Ketut Krisna Adi Putra seorang bocah 5 tahun di Desa Mendoyo Dangin Tukad, dan korban kedua, Ni Putu Anindya Giselle, 7 tahun, di Desa Tegalbadeng Barat.
Anindya mengalami luka robek parah pada kelopak matanya akibat gigitan anjing dan dirujuk ke RSUP Prof. Ngoerah Sanglah untuk penanganan lebih lanjut.
“Korban mengalami luka pada daerah kelopak mata kanan, juga sama dengan kasus yang pertama, (gigitan bocah di Mendoyo), hanya saja pada kasus kedua ini terjadi robekan pada saluran air mata pada kelopak kanan bawah. Sehingga kita rujuk ke RSUP Prof Ngoerah Sanglah,” tutur dr Gusti Ngurah Putu Adnyana, Kabid Pelayanan Medik dan Kendali Mutu RSU Negara, saat ditemui, Senin 20 Mei 2024.
Menurut keterangan, Anindya diserang anjing saat mengendarai sepeda gayung beriringan bersama kakeknya yang mengendarai motor. Anjing tersebut mengejarnya, kemudian korban jatuh dan menyebabkan luka robek pada kelopak matanya.
Adnyana menjelaskan, pihaknya menerima kiriman pasien anak perempuan dari Puskesmas, korban gigitan anjing yang diterima IGD RSU Negara pada Sabtu (18/5) sekitar pukul 18.45 WITA.
Pasien yang tiba dengan luka gigitan anjing pada wajah langsung diberikan vaksin anti rabies (VAR) dan serum anti rabies (SAR) karena lukanya berisiko tinggi. Namun, RSU Negara belum tersedia bahan yang digunakan untuk operasi tersebut sehingga dirujuk ke RSU Prof Ngoerah di Denpasar hari itu juga sekitar pukul 21.30 WITA.
“Informasinya, korban digigit lebih dari dua ekor anjing. Karena di RSU Negara, kita masih belum ada bahan silikon tube namanya untuk operasi. Jadi karena saluran (air mata) yang rusak perlu dilakukan operasi, dan keluarga pasien setuju akhirnya dirujuk saat itu juga,” pungkasnya.
Sementara itu, Kabid Keswan-Kesmavet Dinas Pertanian dan Pangan Jembrana, I Wayan Widarsa, membenarkan kejadian ini. Menurutnya, Anindya sempat memprovokasi anjing sebelum diserang.
Namun, kata dia, pengambilan sampel otak anjing tidak bisa dilakukan karena tidak jelas anjing yang menggigit korban lebih dari dua ekor. “Namun, anjing-anjing tersebut sudah diikat oleh pemiliknya,” jelas Widarsa.
Pihaknya mengimbau kembali dan mengingatkan akan bahaya rabies dan pentingnya vaksinasi rabies bagi hewan peliharaan. Masyarakat juga diimbau untuk berhati-hati saat berada di sekitar hewan, terutama anjing.
“Jika terjadi gigitan segera cuci luka di air yang mengalir dengan sabun serta segera pergi ke faskes terdekat untuk mendapatkan penanganan lebih lanjut,” tukasnya. CAK/IJN