
JEMBRANA, (IJN) – Petani di Subak Kepuh Sari, Desa Mendoyo Dauh Tukad, Jembrana, Bali, dihadapkan pada situasi sulit akibat anjloknya harga gabah. Harga gabah yang tadinya berkisar Rp 7.500 hingga Rp 8.000 per kilogram, kini merosot drastis hingga hanya Rp 5.000 per kilogram. Hal ini membuat para petani menjerit karena biaya produksi padi selama 4 bulan tak tertutupi dan panen terancam gagal.
“Penurunan harga gabah ini sangat merugikan kami. Apalagi saat ini cuaca sering hujan, sehingga padi yang sudah berbulir rentan rebah,” aku Gusti Putu Dindia (54), salah seorang petani dari Banjar Ngoneng, Mendoyo, Kamis 25 April 2024.
Dindia dan para petani lainnya berharap harga gabah dapat kembali naik minimal separuh dari harga beras di pasaran. Hal ini agar mereka bisa mendapatkan keuntungan yang wajar dan menutupi biaya produksi.
“Harga beras sekarang kan masih kisaran Rp15 ribuan. Harga gabah malah turun drastis,” tuturnya.
Keluhan sejumlah petani ini disampaikan langsung kepada Babinsa Desa Mendoyo Dauh Tukad, Serda Suwardi, saat melakukan pemantauan dan pengecekan hasil panen. Pihaknya pun akan menindaklanjuti dengan berkoordinasi dengan Dinas Pertanian dan Pangan.
“Kami akan segera berkoordinasi dengan dinas terkait untuk mencari solusi terbaik bagi para petani,” ujar Serda Suwardi.
“Kami juga akan terus memantau perkembangan situasi dan membantu para petani semampu kami,” imbuhnya.
Penurunan harga gabah ini menjadi pukulan telak bagi para petani di Jembrana. Diharapkan pemerintah dapat segera mengambil langkah kongkret untuk membantu para petani agar mereka tidak semakin terpuruk.
Suwardi menambahkan, pemantauan hasil panen dan komunikasi sosial (komsos) dengan petani merupakan salah satu kegiatan rutin yang dilakukan oleh Babinsa, sekaligus wujud dari kegiatan Hanpangan Nasional yang telah diprogramkan oleh pemerintah pusat.
Selain itu, kat dia, kegiatan ini bertujuan untuk mengetahui perkembangan hasil panen, sekaligus menjadi wadah bagi petani untuk menyampaikan keluhan dan aspirasinya.
“Tujuannya adalah untuk melaksanakan pendampingan secara terpadu kepada para petani di desa binaan,” pungkasnya.
Melalui kegiatan ini, diharapkan terjalin komunikasi yang baik antara Babinsa dan petani, sehingga tercipta sinergi dalam mewujudkan ketahanan pangan nasional. CAK/IJN