Ini Penjelasan Kadisdikpora Jembrana Terkait Kerusakan Gedung SDN 5 Dauhwaru

0
127
Kepala Dinas Pendidikan, Pemuda dan Olahraga, Jembrana, I Gusti Putu Anom Saputra

JEMBRANA, (IJN) – Terkait kerusakan atap gedung sekolah SDN 5 Dauhwaru yang jebol, Kepala Dinas (Kadis) Pendidikan, Pemuda dan Olahraga (Dikpora) Jembrana I Gusti Putu Anom Saputra menjelaskan, pada tahun 2023 lalu, saat mengkaji beberapa bangunan sekolah yang rusak bersama kordinator wilayah (Korwil) sekolah se-Jembrana, gedung SDN 5 Dauhwaru ini belum masuk skala prioritas, sebab tingkat kerusakan belum begitu parah.

“Kita dengan korwil-korwil (Kordinator wilayah) sudah membuatkan surat usulan untuk skala prioritas, kebetulan SDN 5 Dauhwaru ini tahun lalu, saat pembuatan skala prioritas belum termasuk. Dulu tidak separah sekarang, malah ada yang lebih parah dari itu, sehingga tidak masuk (prioritas). ” kata Anom Saputra, kepada InfoJembranaNews, ditemui di ruang kerjanya, Senin 15 Januari 2024.

Sehingga untuk perbaikannya tahun 2024 ini belum bisa dilaksanakan, dan akan dianggarkan pada perubahan menggunakan APBD kabupaten melalui DAU SG (Dana Alokasi Umum Specific Grant). “Tapi kondisinya (kerusakan) cepat sekali. Karena yang namanya baja ringan ternyata seperti itu. Ya kalau sudah lapuk, langsung seperti itu (cepat jebol). Kita anggarkan diperubahan nanti,” ujarnya.

Untuk saat ini, kata Anom, jumlah sekolah yang sudah masuk skala prioritas untuk mendapatkan perbaikan total keseluruhan sekitar 20 sekolah dari semua tingkatan, baik SMP, SD dan tingkat PAUD. “Ada kurang lebih sekitar 20-an (sekolah) semua tingkatan. Cuman 2 sekolah PAUD,” jelasnya.

Diberitakan sebelumnya, SD Negari 5 Dauhwaru, di Lingkungan Sawe Rangsasa, Kelurahan Dauhwaru, Kecamatan / Kabupaten Jembrana Bali, mengalami kerusakan atap bangunan sekolah jebol hingga saat ini belum mendapatkan penanganan dari pemerintah terkait.

Dari pantauan InfoJembranaNews di lokasi, kerusakan parah pada atap plafon satu bangunan sekolah yang terdiri dari tiga kelas, satu ruang kepala sekolah serta tiga toilet / WC murid. Selain atap plafon yang jebol, beberapa konstruksi atap bangunan dari rangka baja tersebut juga rusak dan lepas. Termasuk beberapa genteng yang pecah.

“Ini rusaknya sudah sejak tiga tahun lalu. Tahun 2021 saya dipindah (jadi kepala sekolah) di sini, sudah kondisi rusak seperti ini,” tutur Kepala Sekolah SDN 5 Dauhwaru Sukati, ditemui InfoJembranaNews, Jumat 12 Januari 2024.

Tiga ruang kelas yang mengalami plafon jebol yakni ruang kelas 2, kelas 3 dan ruang kelas 4. Terparah yakni ruang kelas 3, nyaris separuh ruang kelas sudah tidak ada atap plafon dan genteng banyak yang bocor. Sehingga ketika turun hujan, ruang kelas pun penuh berisi air. Bahkan sempat atap plafon jatuh, namun bersyukur tidak sampai menimpa anak anak sekolah.

“Pernah plafonnya ambruk, tapi untung pas anak anak liburan. Kalau banjirnya agak rawan, kita siasati memindahkan belajar di ruang perpustakaan. Kalau yang satu kelas muridnya sedikit, satu kelas kita bagi dua, supaya bisa belajar,” akunya.

Selain itu, kata Sukati, sekolah yang memiliki 95 murid ini, dari sisi kontur tanah juga terbilang labil, sehingga tidak saja atap bangunan yang rusak, tembok bangunan juga retak. Sehingga kondisi kerusakan bangunan sekolah tersebut diperkirakan sekitar 80 persen.

“Sepertinya tanahnya juga labil ini, karena temboknya banyak yang retak, kalau dalam kondisi hujan, kusen pintunya benggang (bergeser) termasuk kusen kusen jendela bergoyang, terpaksa kita langsung lepas supaya tidak berbahaya,” tuturnya.

Pihaknya juga sudah sempat mengajukan proposal tiga tahun lalu ke dinas terkait, namun hingga kini, belum juga terealisasi. Kondisi sekolah yang semakin mengkhawatirkan ini dinilai sangat membahayakan proses belajar mengajar disekolah. Apalagi aktifitas anak anak saat bermain tidak seluruhnya bisa terpantau. “Sementara belum pernah ada (anak anak) yang dijatuhi material bangunan, semoga tidak ada,” ujarnya.

Perbaikan kondisi sekolah inipun diharapakan para siswa siswi SDN 5 Dauhwaru, seperti yang diungkapkan, Ni Komang Disma Cita Putri, siswi kelas 3 ini mengaku ingin memiliki kondisi sekolah yang baik, sehingga proses belajar maupun bermain tidak merasa takut ditimpa reruntuhan atap bangunan.

“Semoga cepat diperbaiki sekolahnya, supaya enak belajarnya, biar tidak banjir lagi di kelas,” tuturnya.

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here