Warga Keluhkan Jalan Antar Desa di Yehembang Kauh Belum Ditangani

0
512
Kondisi jalan longsor penghubung antar desa di Yehembang Kauh, Kecamatan Mendoyo, Jembrana belum mendapatkan penanganan sejak dua tahun terakhir, Selasa 12 September 2023. Sumber foto : istimewa

JEMBRANA, (IJN) – Jalan penghubung antar desa di Yehembang Kauh, Kecamatan Mendoyo, Jembrana dikeluhkan warga. Pasalnya, jalan rusak akibat longsor sejak dua tahun lalu, hingga kini belum ada penanganan dari pihak pemerintah. Bahkan jalan yang semakin menyempit tersebut berdampingan dengan tebing tinggi sekitar 30 meter, dikawatirkan membahayakan pengguna jalan.

Bahayanya lagi, rambu tanda peringatan hati hati tidak terpasang pada lokasi jalan tersebut. Ditambah lagi, tidak adanya lampu penerangan jalan saat malam hari. Sempitnya akses jalan juga membuat warga pengguna jalan harus rela bergantian saat melewati jalan poros tersebut.

“Setiap melintas ya harus hati-hati. Apalagi kalau papasan dengan mobil lebih bahaya, jadi harus bergantian,” keluh Ketut Subaga salah satu warga setempat, dikonfirmasi, Selasa 12 September 2023.

Subaga mengaku sangat khawatir dengan kondisi jalan longsor tersebut. Jalur, kata dia, yang hampir setiap hari dilintasi ini, menurutnya sangat membahayakan pengguna jalan, jika tidak segara ditangani. Apalagi melintas pada malam hari ekstra berhati hati, karena berdekatan dengan jurang.

“Jalan yang longsor ini sudah membahayakan, jadi harus segera diperbaiki. Kalau tidak, bisa-bisa ada korban,” ungkapnya.

Kepala Desa Yehembang Kauh, I Komang Darmawan, mengatakan sudah beberapa kali menyampaikan keluhan warga tersebut kepada dinas terkait, karena jalan tersebut merupakan kewenangan kabupaten, namun hingga saat ini belum ada tindak lanjut. “Jadi kita sudah beberapa kali sampaikan, bahkan sudah menyampaikan secara lisan untuk memperbaiki jalan yang longsor ini,” katanya.

Lebih lanjut Darmawan menjelaskan, jalan longsor di wilayahnya tersebut ada dua lokasi longsor dengan jalan rusak parah berjarak sekitar 500 meter. Meski begitu, kata dia, warga juga sudah terbiasa untuk melewati jalan yang longsor tersebut. Namun pihaknya tetap memperingatkan, dengan memasang tanda bahaya di sekitar lokasi longsor.

“Tanda peringatan hati hati sudah sering kita pasang di sekitar longsor, namun selalu hilang,” ucapnya.

Sementara itu, Kepala Dinas Pekerjaan Umum, Penataan Ruang, Perumahan, dan Kawasan Pemukiman (PUPRPKP) Jembrana, I Wayan Sudiarta, mengatakan, perbaikan jalan di Jembrana sudah diusulkan bantuan keuangan khusus (BKK) di perubahan. Namun, kata dia, belum ada keputusan.

“Jadi tetap kita akan pasang di anggaran induk tahun 2024,” kata Sudiarta.

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here