InfoJembranaNews – Seekor sapi milik warga di Desa Banyubiru, Negara, positif rabies. Hewan peliharaan tersebut mati setelah dilakukan pemeriksaan oleh tim Medik Veteriner (Medikvet) Kecamatan Negara dan diduga sapi tersebut sempat digigit anjing rabies.
“Kejadiannya di Banyubiru, Kecamatan Negara. Itu kemungkinan pernah tergigit anjing. Gejala sapi yang muncul mulutnya berbusa, sapinya seperti ngamuk,” kata Kepala Bidang Kesehatan Hewan dan Kesehatan Masyarakat Veteriner (Keswan-Kesmavet) Dinas Pertanian dan Pangan Jembrana, I Wayan Widarsa, Selasa 18 Juli 2023.
Widarsa menjelaskan, kronologis kejadian tersebut, berawal pada Selasa pagi, 11 Juli 2023, pemilik sapi yang bernama I Ketut Tangkas Gunawan (40), warga Banjar Banyubiru, melaporkan sapinya sakit dan minta penanganan. Kemudian sekitar pukul 8.30 WITA, petugas datang mengecek sapi miliknya.
Setelah diperiksa, ternyata sapi miliknya menunjukkan gejala hipersalivasi atau keluar air liur yang berlebihan dan agak sedikit agresif, mengarah ke rabies. Karena sapinya menunjukan gejala rabies, kemudian petugas menyarankan untuk observasi sapi selama 14 hari ke depan.
“Karena jika terjangkit virus rabies sapi akan mati dengan sendirinya maksimal 14 hari ke depan. Kerena tindakan medis tidak bisa dilakukan terhadap hewan (sapi) yang sudah menunjukan gejala rabies,” ungkapnya.
Tujuan observasi, kata dia, karena pemilik sempat kontak dengan air liur sapi, saat memberikan minum jamu atau loloh kepada sapinya. Namun, pada Selasa sore, sekitar pukul 5.00 WITA, sapi milik warga tersebut mati. Kemudian dari petugas mengambil sample otak sapi tersebut untuk di bawa ke Balai Besar Veteriner Denpasar, diuji laboratorium.
“Bangkai sapinya, kami disarankan dikubur, lalu pemilik saya anjurkan untuk ke puskesmas atau rabies center guna mendapatkan vaksin anti rabies (VAR),” ucapnya.
Kemudian dari hasil laboratorium BB- Vet Denpasar yang diterima pada Kamis 13 Juli 2023, menyatakan bahwa hasil sample otak sapi tersebut, terkonfirmasi positif rabies. Menurutnya, penularan rabies pada sapi bisa dipastikan dari gigitan hewan penular rabies (HPR). Namun pemilik sapi mengaku tidak tahu kapan kejadian riwayat gigitan HPR tersebut.
Sebagai langkah antisipasi, pihaknya telah melakukan vaksinasi rabies terhadap HPR di lingkungan sekitar. Widarsa juga mengatakan bahwa kejadian sapi mati rabies tersebut merupakan kali kedua di Jembrana sejak awal 2023 hingga bulan Juli ini. Sementara kasus positif rabies di Jembrana hingga bulan Juli 2023 ini sebanyak 52 kasus, yakni 50 kasus pada anjing dan 2 kasus pada sapi.
“Ini yang kedua. Karena bulan Januari 2023 lalu juga ada temuan sapi positif rabies,” pungkasnya. dk/IJN